Sabtu, 18 April 2015

Cerbung ~ Goresan Luka Terdalam (EPS 1)

Udara pagi yang cerah dengan sinar mentari yang hangat. mengiringi langkah seorang pemuda berseragam SMU yang terlihat sedang bergegas menuju kesekolahnya untuk menimba ilmu. Sebut saja Andri, seorang pemuda yang berusia 17tahun yang duduk di bangku kelas 2 SMU ini, lagi - lagi terlambat bangun dari tidurnya. Maklum saja Andri hanya tinggal berdua dengan neneknya. Ayahnya adalah seorang pengusaha yang memiliki banyak kesibukan. Sementara ibunya telah pergi meninggalkannya dua tahun yang lalu, saat itu usia Andri baru menginjak 15thn dan dia baru duduk di bangku kelas 3 SLTP.

Karena kesibukan dan pekerjaan Ayahnya Andri jarang sekali berada di rumah. Dia selalu keluar kota, untuk meneylesaikan pekerjaannya. Hal inilah yang membuat Andri tumbuh menjadi sosok pria yang pendiam dan keras. Dia banyak mengahabiskan waktunya berdiam diri di dalam kamar untuk bermain game, online di sosial media. Jika dia sedang chatting dengan seseorang terkadang dia lupa waktu. Hal inilah yang membuatnya selalu kesiangan.

Beruntung hari ini dia sampai kesekolah sebelum pintu gerbang ditutup. Hingga dia bisa mengikuti pelajaran hari ini

Disekolah Andri terkenal sebagai sosok yang baik, pendiam dan suka menolong teman - temannya. Selain itu Andri juga terkenal sebagai cowok yang ganteng dan banyak di kagumi oleh wanita - wanita di kelasnya.

Tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan tepat pukul 02:00 itu tandanya para guru dan murid sudah waktunya untuk pulang.

Setiba dirumah, Andri langsung menuju ke kamarnya, menghidupkan computer untuk memulai kegiatan onlinenya. Belum lama dia menyalakan computer tiba - tiba terdengar suara mobil. Andri pun menoleh keluar, alangkah bahagianya Andri setelah melihat, suara mobil itu ternyata milik ayahnya yang baru pulang dari kota Jogjakarta. Andri pun bergegas turun untuk menyambut kedatangan ayahnya.

Ketika andri sampai di lantai utama yang tadinya dia berada di lantai dua. ayahnya juga sudah membuka pintu rumah dan masuk kedalam rumah.

"Papa... aku kangen." teriak Andri sambil berlari dan memeluk ayahnya.

"Papa juga kangen, Nak..." jawab ayahnya yang menyambut mesra pelukan anaknya itu.

Setelah beberapa menit berpelukan, datanglah si nenek dari arah dapur yang sudah menyiapkan makan untuk menyambut kedatangan anaknya itu. Ayahnya pun melepaskan pelukan anak semata wayangnya itu dan meletakkan buah tangan bawaannya yang sengaja di belinya untuk anaknya itu.

"Andry, jangan ganggu papamu, dia pasti capek. Biarkan papamu beristirahat dulu, Nak." ucap sang nenek.

"Tidak apa, Bu, aku juga ingin memperkenalkan Andri kepada ibu barunya." ucap ayahnya. pas ketika itu dari pintu rumah terlihat seorang wanita bersama dengan seorang pemuda yang jika di tafsir umur pemuda itu kurang lebih dengan Andri.

Andri yang mendengar dan melihat wanita paruh baya bersama putranya yang ingin masuk kedalam rumahnya. Tiba - tiba tersentak kaget. Terlihat di wajahnya kalau dia tidak menyukai bahkan tidak menghendaki kedatangan wanita itu kedalam rumahnya dan menjadi keluarga.

Bukannya menyambut dan berkenalan dengan wanita paruh baya yang telah resmi menjadi ibu tiri dan seorang pemuda yang telah resmi menjadi saudara kandungnya. Andri malah berbalik arah, lari menuju kamar tidurnya.

Blaakkkk....

Terdengar suara pintu kamar yang di tutup dengan sangat keras. Ayahnya yang melihat anak semata wayangnya itu pun kemudian menyusul dan menggedor pintu kamar, berharap Andri mau membuka pintu dan mau diajak untuk berkompromi.

Alhasil tidak berapa lama Papanya menggedor akhirnya pintu kamar itu pun di buka. Dari luar kamar telihat kedua anak dan ayah itu sedang bertengkar, akan tetapi akhirnya Andrii mengalah dan mau menerima kehadiran wanita itu sebagai ibu tirinya, dan pemuda yang bersama wanita paruh baya itu menjadi Adiknya.

***

Jam makan malam pun tiba. Suasana malam itupun terlihat sangat meriah dengan kegembiraan ayahnya yang baru saja menikah. Tidak dengan Andri yang sedari tadi terlihat diam dan hanya memandang makanan yang tesedia di meja, sesekali dia melirik kearah ibu tirinya yang terlihat bahagia dan kearah pemuda yang menjadi adik tirinya itu. pemuda iitu terus saja mengumbar senyum, seakan ingin bersahabat. Pemuda tersebut terlihat bahagia karena dia mendapatkan seorang kakak. Ya pemuda itu juga anak tunggal, dia juga sangat merindukan kehadiran sosok kakak atau adik untuk diajak bermain dan bercanda. Tidak dengan Andri, yang dari raut wajahnya terlihat sinis seperti seekor singa yang ingin menangkap mangsanya.

Tidak seperti biasanya. Andri yang biasa menghabiskan waktunya di kamar, kali ini sehabis makan malam dia langsung menuju ke taman yang berada tepat di belakang rumahnya, disitu terdapat sebuah kursi yang terbuat dari bahan kayu. Disitulah Andri duduk merenungi nasib dan kenyataan hidup, bahwa dia harus memiliki ibu dan saudara tiri. Andri teringat akan ibu kandungnya. "Seandainya ibu masih ada, papa pasti tidak akan menikah lagi. Dan anak yang sok imut itu pasti tidak akan menjadi adikku." gumamnya dalam hati. "Mama, mengapa begitu cepat kau meninggalkan aku, aku masih butuh mama. Aku tidak menginginkan wanita itu dan anaknya masuk kedalam keluarga kita."

"Hai, boleh saya duduk dan bergabung denganmu. Perkenalkan, namaku Yunus." tiba - tiba terdengar suara seorang pemuda menyapa dan menghentikan lamunan Andri.

Pemuda itu bermaksud untuk berkenalan dan ingin akrab dengan saudara barunya.

"Untuk apa kamu datang kesini? Aku benci kamu dan juga ibumu" bentak Andri yang kemudian berlalu meninggalkan pemuda itu.

Pemuda itu hanya diam setelah mendapat perlakuan kasar dari Andri. Dia juga tidak tahu apa salahnya hingga saudara barunya itu sangat membencinya.

Sementara Andri langsung masuk kedalam rumah menuju kamar dan mengunci kamarnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar