Minggu, 19 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 2)


Hari demi hari telah terlewati, tidak terasa sudah Delapan hari Andri dan Yunus hidup satu atap dan tidak pernah saling sapa satu sama lain. Sementara Ayah dan Ibu mereka pergi keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Kehidupan Andri sekarang berubah drastis. Andri yang dulunya hanya menghabiskan waktunya bermalas - malasan, sekarang sering keluar malam bersama teman - temannya. Bahkan sehabis pulang dari sekolah dia tidak langsung kerumah. Dia pulang kerumah hanya pada saat larut malam. Saat Yunus sudah terlelap.

Namun bukan berarti Andri menghabiskan waktunya untuk pesta atau berfoya - foya untuk minum bir atau mabuk - mabukan, melainkan dia hanya ngumpul dan bersenda gurau dengan temannya. Karena Andri anak yang baik, dia tahu mana yang harus dan tiidak harus dia lakukan.

Pernah sekali, waktu itu ada pasar malam yang letaknya tidak begitu jauh dari tempat tinggal Andri dan Yunus. Waktu itu Yunus yang merasa kesepian di rumah menyempatkan diri untuk pergi ke pasar malam, diisana dia melihat kakak tirinya itu tengah asyik bercanda bersama teman - temannya. ingin sekali dia menghampiri kakak tiiirinya itu, namun karena rasa takut dan menjaga rasa malu kakak tirinya niat untuk berkenalan dan mengusiir rasa sepinya itu dia urungkan.

Yunus hanya berani memperhatikan kegembiraan yang terpancar di wajah kakak tirinya itu. Terbesit tanya di hatinya, "Ya Tuhan apa salahku. Apa aku memang di ciptakan di dunia ini tidak harus memiliki saudara? Dulu aku tidak memiliki saudara, aku merasa sepi. Sekarang kau berikan aku seorang kakak, tapi dia sangat membenciku dan tak menginginkan keberadaanku. Apa salahku Tuhan? aku juga ingin merasakan kasih sayang dari seorang kakak, aku juga ingin merasakan bahagianya memiliki seorang kakak, aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya bercanda dengan saudar. Tapi kenapa? kenapa harus kebencian yang harus kau tanamkan di dalam hatinya."

 ***

triiiing triiiing triiiiing...

Bel sekolah berdentingyang menandakan kalau jam pelajaran akan segera di mulai.

"Selamat pagi" tiba - tiba terdengar suara yang kemudian terlihat sosok seorang pria masuk ke dalam ruang kelas 2b smansa.

"Selamat pagi, pak guru" jawab para siswa hampir berbarengan, menyambut kedatangan gurunya.

"Hari ini kita kedatangan seorang teman baru, dia asal Pekanbaru. Kemari, Nak. Perkenalkan dirimu kepada teman - teman barumu.

Pemuda itu pun melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan itu. "Perkenalkan nama saya, Yunus Man. Saya asal pekanbaru. Oleh karena ibu saya menikah dengan orang sini, maka saya pun ikut beliau dan di pindahkan untuk bersekolah disini." Ucap pemuda itu memperkenalkan dirinya.

Para siswa di ruangan itu terlihat sangat senang mendapat teman baru. Apalagi teman barunya memiliki raut wajah yang bisa di bilang tidak bosan bila di pandangi, khususnya kaum hawa, bahkan ada di antara mereka yang bertanya. "Yunus, sudah punya pacar?" tanya salah seorang siswi di kelas itu.

"Saat ini saya hanya ingin fokus ke pelajaran, belum ada niat untuk pacara" jawab pemuda itu simple.

Ya, seluruh siswa dan siswi di ruangan itu menyambut kedatangan teman barunya itu dengan penuh rasa senang. Tidak dengan Andri, sedari tadi dia hanya menatap sinis, dengan tatapan yang sangat dalam dalam, Seperti seekor singa yang sedang kelaparan kemudian melihat mangsa. Dia ingin sekali menangkap serta menghabisi mangsanya itu. Sementara itu Yunus yang baru menyadari bahwa ternyata Andri juga bersekolah ditempat itu juga menatap Andri dengan tatapan penuh dengan persahabatan dan senyum yang tulus.

"Yunus, disebelah Andri ada bangku yang kosong. Kamu duduk disitu saja ya." ucap Pak Handoko sambil menunjuk kursi kosong yang berada di sebelah andri.

"Baik, Pak." jawab Yunus. sambil berjalan menuju ke kursi kosong yang di tunjuk oleh gurunya tadi.

Sementara Andri hanya terdiam, tidak berkata apa - apa, masih dengan tatapannya tadi, dia menatap Yunus yang berjalan kearahnya. Setelah Yunus sampai dan ingin duduk, Andri menggeser kursi yang ingin di duduki oleh Yunus.

Guru yang melihat kejadian itu pun akhirnya menegur Andri. "Andri, biarkan Yunus duduk disampingmu, bukannya bangku itu kosong?."

Akhirnya Yunus pun duduk dan pelajaran pun dimulai. Mata pelajaran yang di ajarkan oleh Pak Handoko dii jam itu adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Karena Pak Handoko orangnya sedikit humoris terkadang para siswa dan siswi tersenyum dan tertawa kecil, melihat tingkah/cara mengajar pak Handoko.

Tidak dengan Andri, dia hanya terdiam dan terus menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong. Andri selalu teringat akan almarhuma ibunya, jika melihat Yunus.

Sementara itu Yunus yang melihat tidak ada catatan di bukunya Andri, kemudian mengambil dan mulai menuliskan bahasan pelajaran yang telah di ajarkan oleh Pak Handoko.

Seketika pipi Andri basah oleh air yang keluar dari matanya. Air mata itu ia biarkan bercucuran dan jatuh, Selain rasa rindunya yang teramat dalam kepada ibunya ia juga mulai sedikit merasakan ketulusan saudara tirinya itu. Ketulusan yang menganggapnya sebagai saudara.

Triiiing... triiiing.... triiiing

Bel lonceng di sekolah berbunyi, yang menandakan bahwa mata pelajaran untuk hari ini telah usai dan para siswa dan siswi sudah di perbolehkan untuk pulang.

***

Oleh karena di dorong oleh rasa kebenciannya terhadap Yunus. Setibanya dirumah, Andri langsung menyerang Yunus yang lagi beristirahat di kamarnya.

Andri mendorong kuat pintu kamar Yunus. Di dalam kamar Andri mendapati yunus yang tengah menangis menatapi poto almarhum ayahnya. Namun hal itu tidak membuka rasa iba Andri, dia terus saja memaki dan mengomeli Yunus.

"Hai, anak tidak tahu malu, belum puaskah kamu merampas kebahagiaanku? Setelah Ayahku, sekarang kau ingin merampas teman - temanku juga? Apa salahku? Kenapa kau terus saja membayangi kehidupanku?" maki Andri




Tidak ada komentar:

Posting Komentar