Selasa, 21 April 2015

Cerbung - Goresan Luka Terdalam (EPS 3)

\Mendapat perlakuan kasar dari saudara tirinya, Yunus hanya bisa diam. Karena baginya percuma saja melawan. itu hanya akan menambah masalah baru.

 Semenjak Yunus masuk bersekolah di tempat di mana Andri menuntut ilmu. Kebenciannya terhadap Yunus pun semakin bertambah. Dia semakin menindas dan memperlakukan adik tirinya itu semena - mena. Dari mulai menyiapkan sarapan pagi, membawakan tasnya, bahkan Andri tidak pernah menulis, semua Yunus yang melakukannya. jika tiba di rumah barulah Yunus menyalin semua pelajaran yang di pelajarinya tadi di sekolah. seementara Andri seusai pelajaran tidak pernah langsung pulang kerumah, dia pulang jika hari telah larut dan seisi rumah sudah tertidur lelap.

 ***

 Dilapangan sekolah terlihat siiswa kelas 2 SMANSA sedang asyik bermain basket, begitu juga dengan Andri. Andri sangat menyukai jenis olahraga ini, dia sangat lincah memainkan dan membawa bola. Bahkan dia termasuk salah seorang siswa yang mewakili sekolahnya untuk bertanding jika ada pertandingan antar sekolah.

 Berbeda dengan Yunus, dia hanya menonton dan memperhatikan kelincahan Andri dalam bermain basket. sebenarnya dia ingin pergi dan meninggalkan tempat itu, namun karena takut akan dimarahi oleh Andri. makanya dia terus bertahan dan rela panas - panasan menonton kakaknya bermain bola basket.

 Setelah permainan usai, kemudian Andri dan Yunus menuju ruang ganti. Walaupun Yunus tidak ikut bermain, tapi dia harus ikut dan menyiapkan pakaian Andri. Ya Yunus di perintahkan Andri untuk menyiapkan segala sesuatu keperluannya. Semua pakaian Andri, Yunus yang mengambilkan. Bahkan sepatunya Yunus juga yang harus memakaikan dan mengikatkan.

 Saat Yunus ingin mengikatkan sepatu Andri, tiba - tiba Mira teman satu kelas dengan mereka melihat kejadian itu langsung memarah Andri, karena telah bersikap yang tidak semestinya terhadap adik tirinya. Semua siswa dan siswi yang satu kelas dengan mereka sudah mengetahui kalau Andri dan Yunus itu saudara tiri.

"Andri, kamu sudah keterlaluan. Mengapa kau perlakukan adikmu sendiri seperti pembantu? Pembantu saja tidak ada yang mau mengiikatkan tali sepatu orang dewasa seperti kamu." bentar Mira yang langsung menarik Yunus berdiri.

"Apa urusan kamu? terserah gua mau nyuruh dia apa!!! orang macam dia memang harus di perlakukan seperti ini."

 Perkelahian antara Mira dan Andri semakin sengit. Yunus yang tak ingin mendengar kakak tirinya itu di maki oleh temannya kemudian melerai perkelahian itu. "Sudahlah inii masalah sepele, apa salah salah jika aku membantu untuk mengikat tali sepatu kakakku sendiri?" kemudian Yunus kembali duduk dan meneruskan pekerjaannya tadi yaitu mengiikat kedua tali sepatu yang berada di kaki kakak tirinya.

 Mira dan teman - temannya kemudian pergi meninggalkan tempat itu setelah Yunus selesai mengikat tali sepatu.

"Terima kasih telah membelaku." bisik Andri yang kemudian berlalu meninggalkan tempat itu.

 Yunus merasa senang sekali, karena baru kali itu Andri berucap dengan nada yang begtu sopan. Dan dia berharap semoga saja Andri bisa menerimanya sebagai saudara layaknya saudara kandung.

 Jam pulang sekolah pun telah tiba. Dilapangan parkir sekolah terlihat Andri sedang berjalan kearah motornya, dia bersiap - siap untuk pulang. Namun tanpa di sadarnya di belakangnya ada sebuah motor yang sedang berjalan dengan kecepatan yang agak tinggi, yang sepertinya memang sengaja di arahkan ke arahnya Andri.

 Yunus yang memang tidak jauh dari kakaknya itu pun melihat motor itu, karena rasa sayangnya yang tulus terhadap kakaknya. Kemudian Yunus berlari ke arah Andri, Untung saja Yunus tepat waktu, ketika motor tersebut berada tepat di belakang Andri, Yunus menolak Andri dengan tenaga penuh. Dan kemudian tangan Yunus terkena stank motor tersebut, dan membuatnya harus terjatuh dan terluka kecil di bagian tangan dan kakinya.

 Andri yang menyadari dirinya telah diselamatkan adik tirinya yang selama ini di bencinya langsung berdiri dan berlari ke tempat dimana Yunus terjatuh, melihat luka yang ada di tubuh adik tirinya itu dengan sigap dia berteriak dan menyuruh orang - orang yang ada di sekitar situ agar membopong Yunus ke motornya. Sementara Andri sendiri langsung mangambil dan menghidupkan motornya.

 Andri membawa Yunus ke rumah sakit. Setiibanya di depan rumah sakit, Yunus yang takut akan jarum suntik tidak mau masuk. Dia hanya meyakinkan kakaknya kalau lukanya tidak parah, hanya lecet saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar